Buta Hatilah yang Lebih Berbahaya

Inilah Ibnu ‘Abbas yang menangis karena takut kepada Allah, lalu butalah kedua matanya. Suatu hari seorang penduduk Syam datang padanya lalu menatapnya dengan wajah prihatin.

“Duhai putra paman Rasulullah…”katanya. Ibnu ‘Abbas tersenyum, lalu dia bersyair.

Jika Allah ambil dari kedua mataku cahaya terang

Maka dalam hati dan fikirku ia masih bersinar cemerlang

Jiwaku cerdas, akalku lempang

Dan lidahku tajam seperti sebaik-sebaik pedang

Ibnu ‘Abbas yang mulia. Ia kehilangan penglihatannya karena banyak menangis saking takut dan harapnya pada Allah. Maka semoga Allah mengampuni dan mengasihani mereka yang kehilangan atau berkurang penglihatannya karena sebab-sebab lain. ada yang kena radiasi monitor. Yang ini pun masih beraneka. Ada yang di depan monitor dalam rangka bermaksiat, hanya sia-sia saja, atau karena amanah pekerjaan, atau juga dalam rangka kerja dakwahnya. Semua akan Mendapatkan seadil-adil balasan. Bagaimanapun, subhanallah…Kehilangan penglihatan mata memang sebuah musibah yang besar. Tetapi ada yang jauh lebih menyedihkan daripadanya. Ialah buta yang lebih berbahaya, yang menjadikan kita terhijab dari kebenaran, yang menjadikan kita tak punya arah dan tujuan. Itulah buta hati. Manusia lalu menjadi sebentuk jasad yang tak melampaui sifat-sifat fisiologisnya. Lapar, makan, kenyang, nikmat. Hanya itu. Dari tanah, kembali ke tanah. Tanpa visi, tanpa cita, tanpa mimpi, juga tak sudi mendengarkan nurani. “..Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada.”(QS.Al Hajj [22]:46) -Salim A Fillah, Jalan Cinta Para Pejuang-

Leave a comment